" Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yag menyenangkan
adalah membuat koneksinya". ( Arthur Aufderheide )
Pembaca yang budiman,
Saya Aini Esh Shofa, guru di SMK Negeri 2
Pangkalpinang, CGP Angkatan XI ingin menyimpulkan tentang salah satu
pembelajaran yang dipandang dapat mengakomodasi kebutuhan murid melalui
diferensiasi konten, proses dan produk. Pembelajaran berdiferensiasi menjadi
role model bagi beberapa model pembelajaran yang secara optimal memberi
perhatian kepada potensi murid untuk dihidupkan, dikembangkan sesuai target
pencapaian yang seharusnya.
Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi ini
bisa diwujudkan di kelas-kelas? Pertanyaan yang seharusnya dijawab dengan suatu
tindakan nyata. Sebelum memulai melakukan pembelajaran berdiferensiasi
sebaiknya seorang guru mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
1. Memastikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai murid
2.
Memahami karakteristik murid
3.
Menerapkan fleksibilitas kepada murid dalam mengungkapkan pemahamannya
terhadap suatu materi
4.
Melakukan penilaian diagnostik
5.
Mengklasifikasikan murid-murid berdasarkan kemampuan awal ataupun gaya
belajarnya
6.
Melakukan penilaian formatif yang berkelanjutan,
7.
Menciptakan suasana pembelajaran yang inklusif ( menyenangkan )
8. Berkolaborasi dengan para guru terkait ide,
pengalaman dalam pembelajaran berdiferensiasi
Dalam kelas diferensiasi guru akan melakukan
upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.
Materi dalam Modul 2.1 dengan modul lain
sebelumnya sangat terkait. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran
yang berpusat pada murid karena berusaha untuk mengakomodasi kebutuhan belajar
murid. Hal ini sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang memposisikan
murid sebagai pribadi yang unik yang memiliki potensi positif yang berbeda-beda
dan akan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.
Untuk mencapai potensi yang optimal diperlukan
peran dan penerapan nilai-nilai positif seorang guru yang menuntun murid
memaksimalkan potensinya sehingga memberikan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Pembelajaran berdiferensiasi
juga bersifat alamiah dan dinamis artinya dalam prosesnya senantiasa menerapkan
penyesuaian-penyesuaian dengan kebutuhan belajar murid yang dinamis pula.
Lalu bagaimana pembelajaran ini mampu
membentuk budaya positif murid di kelas?. Penilaian yang berkelanjutan baik
pengetahuan , sikap dan keterampilan oleh guru di saat sebelum, selama dan
sesudah pembelajaran akan semakin memperbaiki serta meningkatkan kualitas murid
baik dari sisi pengetahuan, sikap positif dan keterampilan. Penilaian yang
berkelanjutan ini secara otomatis akan membentuk budaya positif di kelas yang akan
turut mendukung terwujudnya visi sebuah sekolah. Oleh karena itu kita sebagai
seorang pendidik di sekolah sudah saatnya menjadikan pembelajaran
berdiferensiasi ini sebagai solusi dari kesulitan belajar murid, rendahnya
minat belajar murid, suasana belajar yang membosankan, hingga potensi baik
murid yang terabaikan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca. Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar