Salam dan Bahagia...
Perkenalkan saya Aini Esh Shofa,
Calon Guru Penggerak ( CGP ) angkatan XI dari SMK Negeri 2 Pangkalpinang,
Kepulauan Bangka Belitung. Pada
kesempatan yang baik ini saya ingin berbagi dengan pembaca yang budiman,
tentang kesimpulan materi pada modul 1.2 pada pembelajaran Pendidikan Guru
Penggerak.
Setelah mempelajari mudul 1.2 dengan beberapa aktivitasnya, saya dapat
menarik kesimpulan yang pertama
yaitu bahwa terdapat hubungan yang erat antara emosi, cara kerja otak,
kebutuhan dasar manusia, daya untuk memilih, motivasi intrinsik, dan struktur
sistemik lingkungan dengan pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang.
Nilai-nilai positif terbentuk dari pembiasaan mengelola kemampuan berpikir
logis, terstruktur, solutif dan kekuatan lain yang merupakan hasil kerja otak
luhur. Pembiasaan ini melahirkan budaya positif yang mengandung nilai-nilai
positif. Dengan memiliki nilai-nilai tersebut, kebutuhan kita sebagai manusia
akan terpenuhi. Dengan kecakapan kolaborasi, seseorang akan diterima orang lain.
Dengan kemandirian, seseorang memiliki kebebasan untuk memilih. Dengan
kemampuan berinovasi, seseorang akan diakui kemampuannya. Dan dengan
berrefleksi, seseorang akan “eksis” dalam menghadapi kehidupan.
Kedua, makna Profil Pelajar Pancasila dalam transformasi
pendidikan adalah sebagai pedoman untuk para pendidik dalam membangun karakter
murid di ruang belajar yang lebih kecil. Pelajar pancasila di sini berarti
pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai dengan
nilai-nilai pancasila. Adapun gambaran profil pelajar pancasila adalah sebagai kesatuan
dimensi pembentuk karakter yang tidak dapat dipisahkan. Dimensi pembentuk
tersebut adalah beriman dan bertakwa kpada Tuhan Yang Maha Esa, Berkebhinekaan
Global, Bernalar Kritis, Kreatif, Gotong Royong, dan Mandiri.
Ketiga, 5 peran guru penggerak yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi Coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid dan meggerakkan komunitas praktisi. Adapun nilai-nilai positif yang perlu dikembangkan oleh guru penggerak dalam rangka mengoptimalkan perannya diantaranya
adalah : 1). berpihak pada murid bermakna segala keputusan yang diambil harus
didasari semangat untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan murid. 2).
Mandiri bermakna senantiasa memotivasi dirinya untuk berkembang tanpa menunggu
tugas demi suatu perubahan ke arah yang lebih baik.
3).
Reflektif bermakna senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di
sekelilingnya. 4). Kolaboratif bermakna mampu membangun daya sanding dan rasa
saling percaya dengan pemangku kepentinhgan di sekolah. 5) Inovatif bermakna
mampu memunculkan gagasan segar dan tepat guna.
Keempat, bahwa keteladanan dan sistem pembiasaan
yang konsisten di suatu lingkungan mempengaruhi penumbuhan nilai-nilai dalam
diri seseorang. Sebagai guru
penggerak diharapkan dapat memberi teladan kepada rekan sejawat terkait
penerapan nilai-nilai guru penggerak. Jika kita belum mampu mempengaruhi mereka
dalam perbaikan proses pembelajaran maka yang dapat kita lakukan adalah menarik
perhatian mereka dengan membiasakan menerapkan nilai-nilai kolaboratif,
mandiri, berpihak pada murid, reflektif dan inovatif dalam aktivitas pembelajaran
kita dengan murid.
Kaitan
antara kedua modul tersebut adalah bahwa segala keputusan yang diambil oleh guru harus didasari semangat untuk
menciptakan pembelajaran yang memerdekakan murid. Sebagai guru penggerak kita
harus memulai perubahan demi terwujudnya merdeka belajar tersebut. Caranya
adalah dengan mengoptimalkan penerapan nilai-nilai guru penggerak agar peran
guru menjadi maksimal.
Refleksi 4P
Peristiwa : Hal paling penting yang mencerahkan saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1
sampai Modul 1.2 adalah pemahaman
bahwa seorang anak telah membawa kodratnya masing-masing, sebagai guru kita
hanya menuntunnya memaksimalkan potensi-potensi baik yang sudah ada namun belum
optimal dan membiarkan potensi buruknya agar tidak berkembang.
Selanjutnya
yang mencerahkan bagi saya adalah bahwa sikap membiasakan “berpikir lambat” untuk
membuat suatu keputusan adalah sangat dianjurkan agar membuahkan solusi yang
tepat. Proses berpikir ini memerlukan bebagai pertimbangan yang matang dan
analisis yang memadai. Sebagai guru hendaknya menggunakan pola pikir positif,
kepercayaan dan nilai-nilai positif dalam menjalankan perannya.
Perasaan : Saat hal itu terjadi saya merasa bagaikan orang yang spesial karena mendapat cahaya ilmu yang sangat penting
yang tidak setiap orang memahami hal ini.
Pembelajaran : Dahulu saya berpikir bahwa seorang anak bisa kita bentuk sesuai
keinginan kita. Sekarang saya berpikir bahwa hal itu tidak benar karena setiap anak membawa
kodratnya masing-masing yang harus kita optimalkan potensi baiknya agar baik
laku nya sehingga mampu meraih kebahagiaan sebagai seorang manusia.
Dahulu saya
berpikir bahwa berpikir cepat dalam memutuskan sesuatu akan cepat menyelesaikan
masalah namun ternyata sebaliknya.
Penerapan ( Rencana ke depan ) : Pengembangan
diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang untuk membantu
menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai guru penggerak adalah mengikuti pelatihan-pelatihan mandiri,
melakukan refleksi rutin terhadap proses pembelajaran di kelas, memberikan
ruang untuk murid mengekplorasi kemampuan dan minatnya, berkolaborasi dengan
rekan guru mata pelajaran terkait penggunaan media belajar yang inovatif dan
menyenangkan.
Demikian kesimpulan dari Modul 1.2 dan kaitan Modul 1.1 dengan Modul 1.2 serta refleksi dari kegiatan pembelajaran Modul 1.2.
Semoga bermanfaat.
Guru Penggerak, Tergerak, Bergerak, Menggerakkan !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar