Senin, 19 Agustus 2024

1.4.j. Koneksi Antar Materi Modul 1.4

 Salam dan Bahagia..

Pembaca yang budiman, menjelang berakhirnya pembelajaran di Modul 1.4 saya akan memaparkan kaitan antara Modul 1.1, Modul 1.2, Modul 1.3 dan Modul 1.4. Pada kesempatan kali ini terlebih dahulu saya akan menyimpulkan tentang peran saya dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Sebagai pendidik kita harus memiliki kemampuan dalam menerapkan untuk kemudian mewujudkan budaya positif di sekolah. Hal itu dapat berupa menerapkan konsep-konsep inti seperti :

1. Disiplin Positif

Pada poin ini kita sebagai pendidik menuntun murid untuk :

a). bertanggung jawab dan menumbuhkan kesadaran diri berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

b). dapat mengontrol diri dalam melakukan segala tindakan

c). memahami dan menyadari berdasarkan motivasi internal, bukan akibat paksaan, pujian atau hukuman.

2. Memahami motivasi perilaku manusia berkaitan dengan hukuman dan penghargaan

Sebagai pendidik, idealnya kita memahami apa motivasi perilaku manusia dalam hal ini adalah perilaku murid yang diantaranya adalah :

a). melakukan sesuatu untuk menghindari ketidaknyamanan

b). melakukan sesuatu untuk mendapatkan imbalan/ penghargaan dari orang lain

c). melakukan sesuatu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Jika motivasi murid ada pada poin a dan b maka motivasi yang ada pada diri murid adalah motivasi eksternal. Nah, tugas kita bagaimana memunculkan motivasi internal murid agar menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Sebaiknya saat murid berbuat kesalahan, hindarilah memberi hukuman atau bahkan sering memberi penghargaan untuk meminimalisir motivasi eksternal dalam diri murid.

3. Posisi kontrol seorang pendidik

Terdapat 5 posisi kontrol seorang pendidik yaitu Penghukum, Pembuat merasa bersalah, Teman, Pemantau dan Manager. Dalam hal ini sebaiknya pendidik ( guru ) memposisikan diri sebagai manager. Sebagai manager, guru berbuat sesuatu bersama murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya dan mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Posisi manager ini mengacu pada restitusi yang dapat menjadikan murid sebagai manager bagi dirinya sendiri sehingga tercipta identitas psitif/berhasil pada diri murid.

4. Pembuatan keyakinan sekolah/ kelas

Pendidik ( guru ) sangat berperan dalam pembuatan keyakinan sekolah/ kelas bersama murid yaitu guru memoderasi kesepakatan keyakinan kelas ini. Keyakinan sekolah/ kelas ini berupa pernyataan universal yang mudah diingat, dipahami, dan harus diterapkan dalam lingkungan sekolah.

5. Penerapan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah

Pendidik ( guru ) yang berperan sebagai manager menggunakan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah. Restitusi terdiri dari 3 tahapan penting yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan dengan tujuan memunculkan kemandirian dan rasa tanggung jawab pada murid.

Adapun keterkaitan budaya positif dengan tiga materi sebelumnya yaitu :

a). Budaya positif yang diterapkan di sekolah akan mempermudah tercapainya tujuan pendidikan sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan yang berpihak pada murid dan bersifat menuntun tumbuh/ hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada diri murid.

b). Budaya positif dapat diterapkan di sekolah jika seorang pendidik ( guru ) memiliki 5 nilai guru penggerak diantaranya: berpihak pada murid, kolaboratif, mandiri, inovatif, dan reflektif. Tidak hanya itu, budaya positif juga dapat diterapkan dengan mendorong kolaborasi semua warga sekolah dalam menyepakati dan menjalankan keyakinan sekolah secara bersama-sama.

c) Budaya positif diterapkan untuk suatu perubahan yang lebih baik yang diinginkan oleh seluruh warga sekolah. Adapun hal yang diinginkan oleh warga sekolah merupakan cita-cita atau visi sekolah. Sebagai guru penggerak, saya merasa berkewajiban berpartisipasi aktif utnuk mewujudkan visi sekolah dengan membuat visi guru penggerak sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara dan pembentukan profil pelajar pancasila.

REFLEKSI

1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini. Adakah hal-hal menarik untuk Anda yang terjadi di luar dugaan ? Saya sudah memahami konsep=konsep inti dalam modul 1.4 ini yaitu tentang disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas dan segitiga restitusi. Seluruh konsep tersebut idealnya harus diresapi, diwujudkan dalam tindakan, dan dibagikan kepada rekan guru di sekolah. Ada hal menarik yang ternyata di luar dugaan adalah ternyata pemberian penghargaan ( hadiah ) kepada murid bisa berdampak kurang baik terhadap perkembangan potensi murid diantaranya adalah mematikan kreatifitas ,kadangkala mampu merusak hubungan, mengurangi ketepatan dan menurunkan kualitas murid itu sendiri.  

2. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun di sekolah Anda setelah mempelajari modul ini ?

Perubahan yang terjadi adalah ketika menghadapi murid yang bermasalah dengan tingkat permasalahan yang tidak berat, saya berusaha mengatasinya dengan menerapkan langkah-langkah pada segitiga restitusi.

3. Pengalaman saat apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Saya berusaha menangani murid yang tidak ikut belajar saat pembelajaran berlangsung dengan menerapkan langkah -langkah pada segitiga restitusi, sampai murid tersebut berkomitmen untuk melakukan hal positif yang sudah ia ucapkan sendiri. Saya sebagai guru merasa senang dan bangga jika murid tersebut mampu menepati kata-katanya. 

4. Bagaimana perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Saya merasa berkewajiban memberikan metode restitusi ini kepada rekan guru lain agar semua murid mendapat perlakuan yang serupa ketika berbuat kesalahan atau kekeliruan.

5. Menurut Anda, tekait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang harus diperbaiki?

Hal yang sudah baik adalah motivasi yang kuat dari diri saya sebagai guru untuk mampu memunculkan motivasi internal murid dalam melakukan pembelajaran dan seluk beluknya. Yang harus diperbaiki adalah konsisten memposisikan diri sebagai manager pada saat menangani murid bermasalah.

6. Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering dipakai dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai dan bagaimana perasaan Anda sekarang dan apa perbedaannya?

Sebelumnya saya seringkali sebagai penghukum. Perasaan saya sering merasa bersalah setelah menghukum dan jika murid yang saya hukum melakukan kembali kesalahannya saya merasa terganggu dan bosan menghadapi murid yang tidak cepat berubah atau bertaubat.

Setelah mempelajari modul ini saya mulai mengubah posisi kontrol saya sebagai manager dalam penyelesaian masalah murid. Saya menjadi lebih tenang dalam menghadapi murid. Saya seringkali menyampaikan kepada orangtua murid yang berbuat salah untuk juga sabar dan tidak terue menerus membicarakan kesalahannya saat murid pulang ke rumah. Saya juga berusaha memahami apa kebutuhan yang tidak terpenuhi murid tersebut dibalik perbuatannya. Hal itu butuh waktu tergantung pribadi murid yang terbuka atau sebaliknya.

7. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapai permasalahan murid Anda? Jika iya tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana mempraktikkannya?

Pernah. Tahap menstabilkan identitas ( manusia tempatnya salah ) dan validasi kesalahan ( menanyakan alasan mengapa murid berbuat salah ). Keyakinan universal juga saya gunakan, namun bukan lahir dari murid yang berbuat kesalahan, tetapi saya sendiri yang mengucapkannya untuk mengingatkan bahwa hal itu ( keyakinan universal ) yang tidak dipenuhi. Dan pada saat itu tidak ada keyakinan kelas yang disepakati bersama sebelumnya.

8. Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah ?

Hal yang penting adalah mengimbaskan pengalaman ini kepada rekan sejawat dan orangtua murid agar budaya positif tidak hanya dilakukan di kelas atau sekolah saja namun juga di rumah agar menjadi karakter bagi murid dan teladan bagi orang lain.

Demikian paparan koneksi antar materi dan refleksi modul 1.4. Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Salam Guru Penggerak. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan !










 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

  " Semua pen g etahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yag menyenangkan adalah membuat koneksinya". ( Arthur Aufderheide ...