Jumat, 13 Agustus 2021

Menulis Buku Mayor dalam Seminggu

 

Pertemuan ke-14, Gelombang 19

Tema               : Menulis Buku Mayor dalam Seminggu

Narasumber     : Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA

Moderator        : Mr. Bams


Menulis buku mayor dalam seminggu. Apa mungkin?

Pembaca yang baik, kali ini pelatihan menulis bersama om Jay akan dipandu oleh Mr. Bams dan narasumber yaitu Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA. Silahkan lihat CV bapak yang satu ini.di Richardus Eko Indrajit - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

Narasumber keren kali ini memiliki gelar akademis sebanyak 1 gelar S1, 5 gelar S2 dan memasuki gelar S3 yang ke-4. Wah..keren beneran kan?

Oke pembaca yang baik hatinya, berikut ini "bincang-bincang" sekaligus tanya jawab Profesor bersama para guru peserta pelatihan menulis pada tanggal 11 Agustus 2021.

Ada pepatah mengatakan " Jika engkau menyenangi apa yang kau lakukan, maka engkau tidak akan pernah merasa bekerja. Engkau akan dapat membagi waktumu dengan baik, bukan waktu yang membatasimu". Pada pelatihan ini beliau mengajak para guru yang memiliki motivasi tinggi dalam menulis untuk bergabung dalam "Merdeka Menulis" bersama Profesor yang bertujuan untuk membuat buku mayor dalam dua minggu. 

Bagaimana bisa membuat buku mayor dalam waktu sesingkat itu?

Pertama, calon penulis menentukan topik dari 50 judul topik yang ada di dalam EKOJI CHANNEL.

Kedua, calon penulis menuliskan apa saja yang dikatakan dalam video di channel tersebut dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dari penulis dengan struktur yang disepakati bersama.

Ketiga, melengkapi dan memperkaya tulisan dengan memperbanyak referensi lain yang mereka temukan di internet.

Keempat, setelah terkumpul semua karya tulisan para guru yang rata-rata lebih dari 100 halaman akan diserahkan ke penerbit mayor ANDI. 

Kelima, oleh penerbit ANDI, dilakukan reviu berdasarkan sejumlah kriteria dan indikator, dan diputuskanlah mana yang harus direvisi minor, mayor, dan yang tanpa revisi untuk diterbitkan

Hal ini pernah dilakukan beliau dengan para guru sbelumnya, ternyata dengan menerbitkan sebuah buku dari sekumpulan karya para guru mampu meningkatkan motivasi dan gairah guru-guru lain untuk menyusul berkarya, dan secara berturut-turut keluarlah angkatan berikutnya. Hasilnya, angkatan pertama yang diberi nama PELOPOR berhasil menerbitkan 19 buah buku, dimana para guru menjadi penulis pertama dan Prof ditempatkan sebagai penulis kedua.

Hal serupa beliau ulangi dengan bekerja sama erat bersama teman-teman hebat dan profesional dari Penerbit ANDI. Alhasil hingga saat ini telah lebih dari 50 buku diterima dan diterbitkan oleh Penerbit ANDI, baik dalam bentuk buku fisik maupun e-book.

Beliau merasakan jika awalnya memang terasa sulit, karena inisiatif ini relatif baru bagi para guru, tapi dengan semangat, motivasi diri, dan saling membantu, semuanya indah pada waktunya. "Yang buat saya BANGGA adalah beberapa hal - pertama adalah selain para guru berhasil menerbitkan buku, ada yang telah berhasil menerbitkan beberapa buku hingga hari ini, dan kedua adalah karena sudah ada yang berani menerbitkan buku secara mandiri - dalam arti kata memulai semuanya dari nol (tanpa harus bertumpu mencari ide dari EKOJI CHANNEL)". EKOJI CHANNEL adalah sekedar batu pijakan untuk membantu anda yang mengalami kesulitan dalam mencari judul buku yang hendak ditulis.

Kami dan penerbit ANDI dengan dukungan PGRI akan segera menerbitkan yang namanya EKOJIPEDIA dimana isinya seperti ensiklopedia, tapi seperangkat lengkap buku-buku tulisan karya guru yang selama ini telah diterbitkan oleh Penerbit ANDI. EKOJIPEDIA ini akan ditawarkan ke berbagai perpustakaan di sekolah-sekolah Indonesia dengan harapan dapat membantu memotivias para guru dalam menghadapi era new normal, mengingat sebagian buku berkisar seputar PJJ dan pemanfaatan teknologi informasi bagi pendidikan.

EKOJI ACADEMY dan PENERBIT ANDI fokus pada penulisan buku yang akan MEMBANTU GURU-GURU dalam melaksanakan belajar mengajar PASCA PANDEMI, jadi isinya adalah berbagai fenomena baru yang harus menjadi bekal bagi para guru, misalnya yang sudah terbit adalah terkait dengan: gamification, literasi guru abad ke-21, blended learning, learning management system, pendidikan karakter dalam PJJ, parenting 4.0, cyber pedagogy, flipped classroom, dsb - intinya adalah konsep-konsep teknologi pendidikan baru yang sedang menjadi tren dimana-mana.

Lalu, Kriteria apa saja supaya naskah kita diterima penerbit mayor ?, Silahkan pembaca lihat di https://www.youtube.com/watch?v=17v72RUhZIY 

Melihat semangat bapak Profesor ini, bagaiamana pengalaman pertama beliau ketika memulai menulis?

"Saya dulu pertama kali menerbit buku mayor adalah di tahun 2000, karena dampak krisis tahun 1998, banyak mahasiswa yang tidak bisa membeli buku terbitan luar negeri akibat dolar melonjak - yang saya lakukan pada saat itu adalah, saya ke perpustakaan tempat buku-buku yang diperlukan mahasiswa S2 berada, setiap satu buku saya ringkas intisarinya menjadi 10 halaman. Alhasil 20 buku saya ringkas jadi 200 halaman, dan saya terbitkan iseng-iseng dalam bentuk Bunga Rampai. ehhhh... ternyata laku.... dan banyak yang senang. Akhirnya ketagihan setelah itu menulis buku...."

Ini pertanyaan penting, bagaimana trik menulis bapak Profesor yang bisa dibagikan kepada para penulis pemula?

"Triknya sederhana, dimulai dari membuat Table of Content yang sederhana. Biasanya saya mulai dengan membaginya menjadi 6 bagian, yaitu menjawab pertanyaan 5W1H. Misalnya judulnya adalah: GAMIFICATION. Maka TOC-nya menjadi: Bab 1 - Apakah gamification itu? Bab 2 - Mengapa gamification penting? Bab 3 - Di mana gamificaiton dibutuhkan? Bab 4 - Kapan gamification dipergunakan? Bab 5 - Siapa yang menggunakannya? dan Bab 6 - Bagaimana cara membuatnya? Mudah bukan.....?"

Apa yang bapak bisa bagi pengalaman menulis dengan para guru?. 

Yang saya lihat dari pengalaman saya dengan guru-guru pemula dalam hal penulisan adalah PERSISTENCE dan KONSISTENSI. Konsistensi dalam menjaga motivasi untuk menulis. Yang berhasil saya lihat karena mereka didorong oleh impian dan keinginan terpendam yang sudah lama ada di dalam diri mereka, sehingga mereka mencurahkannya dengan sepenuh dan segenap hati - jadi tidak ada waktu bagi mereka untuk menyerah atau turun semangatnya. Sementara untuk nomor 3, saya adalah penganut pandangan bahwa ilmu itu tidak ada yang linear, semua ilmu bersifat multi, inter, dan transdisiplin.

Karena terus terang, setelah buku saya pertama kali terbit tahun 2000, hidup saya menjadi berubah total. Dan seperti yang Oom Jay katakan, anda akan mendapatkan banyak kejutan tak terduga setelah buku anda terbit, baik dalam bentuk fisik maupun elektronik. 

Penghasilan menjadi bertambah (bukan dari penjualan buku, tapi dari seminar dan undangan dari mereka yang membeli buku kita), karir semakin meningkat, teman semakin banyak, kesempatan jalan-jalan gratis ke berbagai kota di Indonesia (karena mengisi seminar), dan hal-hal mengejutkan lainnya. It did change my life !

Di akhir pertemuan kali ini, bapak Profesor memotivasi kita  bahwa menulis juga salah satu cara agar Anda meninggalkan sesuatu di dunia ini, agar Anda dapat dikenang oleh anak - cucu - cicit - dan cicitnya cicit. Bukankah pepatah mengatakan "gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan nama?". Hiduplah seribu tahun lagi dengan menerbitkan karya publikasi....

Beliau juga menyampaikan bahwa Bapak Ibu yang ingin mendapatkan e-book karya guru-guru yang berhasil menerbitkannya, bisa dilihat di Google Store....

Oke pembaca yang baik hatinya,,,ayo menulis dari sekarang. Kumpulkan tuliskan di blog untuk suatu saat bisa diterbitkan. Semoga bermanfaat untuk hidup kita dan orang lain.

salam literasi.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

  " Semua pen g etahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yag menyenangkan adalah membuat koneksinya". ( Arthur Aufderheide ...