Sabtu, 07 Agustus 2021

Menjadi Penulis Buku Mayor


Resume ke-12 Gelombang 19

Narasumber        : Joko Irawan Mumpuni

Moderator            : Mr. Bams

Tema                     : Menjadi Penulis Buku Mayor


Pertemuan ke-12 pada Pelatihan Menulis PGRI bersama Om Jay mengangkat tema yang sangat menarik yaitu bagaimana agar suatu tulisan diterima ( diterbitkan ) oleh penerbit mayor. 

Kali ini dengan dimoderatori oleh Mr. Bams, Joko Irawan Mumpuni, seorang Direktur Penerbitan pada penerbit ANDI yang juga seorang penulis menyempatkan diri untuk berbagi ilmu kepada para guru peserta pelatihan. Sebelumnya mari kita lihat profil dari narasumber kali ini.


Beliau nampak bersemangat karena ini berbicara dunia penerbitan dan penulisan. Beliau mengatakan, hal yang sering ditanyakan adalah apa syaratnya agar tulisan kita bisa diterbitkan oleh penerbit mayor?. Nah, mungkin itu juga yang ada dalam benak kita saat melihat tema pada pelatihan kali ini. 

Selanjutnya, Joko Irawan menjelaskan bahwa perbedaan penerbit mayor dengan minor adalah terletak pada jumlah terbitan buku pertahunnya. Penerbit mayor lebih banyak menerbitkan buku. Dan mengapa seorang penulis lebih bangga jika tulisannya diterbitkan oleh penerbit mayor?. Beberapa alasannya adalah karena naskah karyanya akan dikelola dengan profesional, fasilitas yang lebih baik, modal, percetakan, SDM, dan juga jaringan yang lebih luas.

Dan, beliau menambahkan bahwa agar karyanya bisa masuk diterima dan diterbitkan oleh penerbit mayor maka harus melalui seleksi dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Contohnya di penerbit Andi, tiap bulan naskah yang masuk bisa sampai 300 s.d 500 naskah. Yang diterbitkan hanya 50 s.d 60 judul saja, sisanya dikembalikan ke penulis.

Karena begitu sulitnya menembus penerbit profesional baik yang minor apalagi yang mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri yang saat ini kita sebut penerbit Indie.

Jadi, naskah buku seperti apa yang bisa diterbitkan oleh penerbit profesional seperti penerbit ANDI ?, tentunya adalah naskah buku yang bisa dijadikan buku dan laris dijual

Kelompok besar buku dibagi menjadi 2 yaitu kelompok buku teks dan kelompok buku non teks, Buku teks adalah buku yang digunakan olah mahasiswa atau siswa dalam proses pembelajaran. Ditingkat sekolah disebut buku pelajaran disngkat BUPEL sedangkan untuk kelompok mahasiswa disebut buku perguruan tinggi disingkat PERTI. Sedangkan buku non teks adalah sebaaliknya dan cenderung disebuat sebagai buku-buku populer karena memang kontennya berupa apa saja yang populer dan dibutuhkan oleh masyarakat. Berikut gambarannya.


Contoh buku teks adalah sebagai berikut.


Contoh buku non teks sebagai berikut.


Namun dalam prakteknya pemakaian buku  tidak lagi terbagi-bagi menurut kelompok-kelompok tadi, apapun buku yang dibaca bisa dijadikan referensi untuk memenuhi kebutuhan pembaca.
Beliau menambahkan lagi bahwa penerbit adalah lembaga profitable yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup dan berkembang sehingga karyawan sejahtera, komsumen puas dalam jangka waktu yg tidak terbatas. Karenanya penerbit boleh dikatakan industri. Naskah yang masuk pun akan dianggap sebagai bahan baku output industri, jika bahan baku bagus maka akan menghasilkan produk yang bagus pula. Oleh karena itu para penulis dan calon penulis harus paham cara berfikir industri penerbitan agar naskah tidak ditolak.
Berikut adalah gambaran industri penerbitan.


Penerbit mayor memiliki kriteria penilaian terhadap suatu naskah bisa diterima atau ditolak. Berikut gambarannya.



Ternyata tema sangat menentukan dalam hal kepopulerannya. Saat ini tema-tema yang harus diangkat adalah bidang-bidang baru karena korona. Prediksinya dalah sebagai berikut :

Dan sebaiknya tidak menulis tema-tema yang mati karena korona seperti tema berikut :


Selanjutnya jika tema telah bagus, penerbit akan mengecek reputasi penulisnya, salah satu dapat ditelusuri dari Google Schoolar..seperti ini, perhatikan angka-angkanya.



Lalu, bagaiman penerbit menentukan jumlah cetak ?


Penerbit akan menentukan oplah tinggi jika buku itu dinilai mempunyai market lebar dan lifesycle panjang. Lifecycle panjang artinya buku itu akan tetap relevan dimasa depan dalam waktu yang panjang.

Terakhir, apa yang penulis peroleh jika ia berhasil?
 

Ternyata penulis akan memperoleh tidak hanya kepuasan batin, namun juga reputasi, karir yang makin baik dan tentunya uang. Rinciannya adalah sebagai berikut :


Sebelum menutup uraiannya, penulis Joko Irawan memberi pertanyaan kepada para peserta tentang pilihan menjadi penulis apakah penulis idealis ( tidak butuh uang ) atau industrialis ( yang harus mendapatkan uang saat menulis )...So, jawabannya nafsi nafsi ya alias masing-masing😉.
Tapi jangan anggap sepele lho karena pilihan bisa jadi menentukan kualitas dan produktivitas seorang penulis. Kita lihat kwadran kategori penulis sebagai berikut :


Beliau menegaskan kepada peserta bahwa yang diharapkan penerbit dan penerbit ANDI khususnya adalah penulis dengan kelompok kuadran kanan atas yaitu idealis sekaligus industrialis. So, tentukan pilihan Anda..

Tak terasa waktu menyudahi pertemuan kali ini, jika ada beberapa hal yang ingin disampaikan terkait tema, silahkan bisa hubungi beliau ( lihat profil ).



Semoga quote Imam Al Ghazali ini dapat menjadi motivasi besar bagi saya khususnya dan semua pembaca umumnya agar menulis menjadi aktivitas yang diperhitungkan karena akan banyak membawa manfaat bagi sekitarnya. Amin.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

  " Semua pen g etahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yag menyenangkan adalah membuat koneksinya". ( Arthur Aufderheide ...