Jumat, 30 Juli 2021

Mengatasi Writer's Block

 


Pertemuan ke-9, Angkatan 19

Tema               : Mengatasi Writer's Block

Narasumber     : Ditta Widya Utami, S.Pd, Gr

Moderator        : Maesaroh, M.Pd


            Writer's Block. Istilah dalam dunia tulis menulis. Apa artinya? Writer's Block (WB) adalah keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya ( Wikipedia ). 

Bagaimana cara mengatasi jika kita terserang WB saat keinginan menulis sedang menggebu sekalipun?

Pada pelatihan belajar menulis asuhan om Jay ini, WB dikupas tuntas oleh narasumber yang muda dan produktif yaitu Ditta Widya Utami, S.Pd, Gr. Beliau adalah seorang guru IPA SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Pelatihan menulis pada pertemuan ke-9 ini dibuka oleh moderator yang sudah tidak asing lagi yaitu Maesaroh, M.Pd. sang blogger milenial.

Sebelum masuk pada permasalahan, narasumber menyebutkan tanda-tanda seseorang terserang WB diantaranya adalah sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, merasa stress dan frustasi untuk menulis. Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. Yang perlu diperhatikan di sini bahwa kondisi ini tidak berhubungan dengan komitmen atau kompetensi penulis. 

Berapa lama WB bisa menimpa penulis?. Guru muda pemilik blog Ruang Inspirasi ini mengatakan bahwa tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi tersebut. Buka https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

Nah, masuk pada pembicaraan inti yaitu bagaimana cara tepat mengatasi WB?. Guru yang sukses membuat 6 buah karya tunggal dan 12 karya bersama ini menjelaskan bahwa langkah penting untuk mengatasi WB adalah dengan cara mengetahui penyebabnya. Nampak sederhana bukan?. 

Penyebab WB bisa jadi karena penulis mencoba metode baru. Misalkan yang biasanya menulis karya ilmiah, diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode yang berbeda. Solusinya seorang penulis sebaiknya mencari bahan bacaan tambahan lalu teguhkan komitmen untuk menulis.

Penyebab lainnya adalah Stress, lelah fisik/ mental. Jika ini menimpa seorang penulis maka istirahat yang cukup dahulu menjadi solusinya.

Yang berikutnya adalah terlalu perfeksionis. Ada pepatah mengatakan perfectionism kills creativity. Perfeksionis mematikan kreatifitas. Ditta menambahkan , saat menulis, orang yang perfeksionis mungkin akan berpikir apakah kalimatnya sudah tepat?, apakah tulisannya akan booming kembali seperti tulisan sebelumnya? dan lainnya. Kekhawatiran seperti itu justru bisa membuat WB semakin lama menempel di benak penulis. Solusinya adalah ingatlah kembali apa alasan awal kita menulis dan apa tujuannya. 

Dalam pelatihan ada yang menanyakan bagaimana jika alur tulisan kita kurang bagus sementara kita harus menyelesaikan tulisan dalam waktu tertentu. Guru peraih Parasamya Suratma Nugraha ( Penggerak Literasi ) tahun 2020 ini menjelaskan bahwa tulisan yang baik adalah yang selesai. Sebagus apapun diksi yang digunakan, sekeren apapun diksi yang dibuat, jika tak selesai maka tulisan akan "menggantung". Tidak sempurna. Adapun alur yang tidak sesuai itu tahap berikutnya yaitu editing atau revisi. So, jangan ribet ya..nulis aja terus..😀

Ditta memberikan tips bagi penulis agar terhindar dari WB adalah selalu mencatat saat ide-ide bermunculan pada gawainya atau kertas. ( saya jadi ingat kawan yang tengah mencuci piring dan berhenti lalu menuliskan ide yang bermunculan di gawainya😎). Selain itu temukan kapan sih golden time kita. Menulislah saat itu tiba. Setiap orang mempunyai golden time. Misal menjelang tidur, sepertiga malam, atau pagi hari saat matahari baru terbit dan waktu-waktu lainnya. Yang terakhir agar terhindar dari WB adalah tidak terlalu menghiraukan tanda baca pada awalnya. Biarlah ide mengalir dalam tulisan yang runtut dan fokus. Kemudian baru proses editing setelah tulisan selesai.

Itulah tadi materi atau lebih tepatnya trik-trik yang diberikan oleh Guru Ditta. Ternyata Writing's Block itu normal dan dapat menimpa penulis manapun baik yunior atau senior. Dan kabar baiknya, WB dapat dihindari sebelum terjadi dan diatasi sesudah terjadi. Namun semua tergantung penulis itu sendiri dalam mengatasinya.

Terakhir, narasumber meninggalkan quote " berbahagialah...make it easy and simple, karena bahagia itu kita yang menentukan ". Mari kita coba mempraktekkan, sebelum terkena WB ada baiknya kita menghindarinya..😀

Salam Literasi..💪.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

  " Semua pen g etahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yag menyenangkan adalah membuat koneksinya". ( Arthur Aufderheide ...