Jumat, 30 Juli 2021

Mengatasi Writer's Block

 


Pertemuan ke-9, Angkatan 19

Tema               : Mengatasi Writer's Block

Narasumber     : Ditta Widya Utami, S.Pd, Gr

Moderator        : Maesaroh, M.Pd


            Writer's Block. Istilah dalam dunia tulis menulis. Apa artinya? Writer's Block (WB) adalah keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya ( Wikipedia ). 

Bagaimana cara mengatasi jika kita terserang WB saat keinginan menulis sedang menggebu sekalipun?

Pada pelatihan belajar menulis asuhan om Jay ini, WB dikupas tuntas oleh narasumber yang muda dan produktif yaitu Ditta Widya Utami, S.Pd, Gr. Beliau adalah seorang guru IPA SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Pelatihan menulis pada pertemuan ke-9 ini dibuka oleh moderator yang sudah tidak asing lagi yaitu Maesaroh, M.Pd. sang blogger milenial.

Sebelum masuk pada permasalahan, narasumber menyebutkan tanda-tanda seseorang terserang WB diantaranya adalah sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, merasa stress dan frustasi untuk menulis. Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. Yang perlu diperhatikan di sini bahwa kondisi ini tidak berhubungan dengan komitmen atau kompetensi penulis. 

Berapa lama WB bisa menimpa penulis?. Guru muda pemilik blog Ruang Inspirasi ini mengatakan bahwa tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi tersebut. Buka https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

Nah, masuk pada pembicaraan inti yaitu bagaimana cara tepat mengatasi WB?. Guru yang sukses membuat 6 buah karya tunggal dan 12 karya bersama ini menjelaskan bahwa langkah penting untuk mengatasi WB adalah dengan cara mengetahui penyebabnya. Nampak sederhana bukan?. 

Penyebab WB bisa jadi karena penulis mencoba metode baru. Misalkan yang biasanya menulis karya ilmiah, diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode yang berbeda. Solusinya seorang penulis sebaiknya mencari bahan bacaan tambahan lalu teguhkan komitmen untuk menulis.

Penyebab lainnya adalah Stress, lelah fisik/ mental. Jika ini menimpa seorang penulis maka istirahat yang cukup dahulu menjadi solusinya.

Yang berikutnya adalah terlalu perfeksionis. Ada pepatah mengatakan perfectionism kills creativity. Perfeksionis mematikan kreatifitas. Ditta menambahkan , saat menulis, orang yang perfeksionis mungkin akan berpikir apakah kalimatnya sudah tepat?, apakah tulisannya akan booming kembali seperti tulisan sebelumnya? dan lainnya. Kekhawatiran seperti itu justru bisa membuat WB semakin lama menempel di benak penulis. Solusinya adalah ingatlah kembali apa alasan awal kita menulis dan apa tujuannya. 

Dalam pelatihan ada yang menanyakan bagaimana jika alur tulisan kita kurang bagus sementara kita harus menyelesaikan tulisan dalam waktu tertentu. Guru peraih Parasamya Suratma Nugraha ( Penggerak Literasi ) tahun 2020 ini menjelaskan bahwa tulisan yang baik adalah yang selesai. Sebagus apapun diksi yang digunakan, sekeren apapun diksi yang dibuat, jika tak selesai maka tulisan akan "menggantung". Tidak sempurna. Adapun alur yang tidak sesuai itu tahap berikutnya yaitu editing atau revisi. So, jangan ribet ya..nulis aja terus..πŸ˜€

Ditta memberikan tips bagi penulis agar terhindar dari WB adalah selalu mencatat saat ide-ide bermunculan pada gawainya atau kertas. ( saya jadi ingat kawan yang tengah mencuci piring dan berhenti lalu menuliskan ide yang bermunculan di gawainya😎). Selain itu temukan kapan sih golden time kita. Menulislah saat itu tiba. Setiap orang mempunyai golden time. Misal menjelang tidur, sepertiga malam, atau pagi hari saat matahari baru terbit dan waktu-waktu lainnya. Yang terakhir agar terhindar dari WB adalah tidak terlalu menghiraukan tanda baca pada awalnya. Biarlah ide mengalir dalam tulisan yang runtut dan fokus. Kemudian baru proses editing setelah tulisan selesai.

Itulah tadi materi atau lebih tepatnya trik-trik yang diberikan oleh Guru Ditta. Ternyata Writing's Block itu normal dan dapat menimpa penulis manapun baik yunior atau senior. Dan kabar baiknya, WB dapat dihindari sebelum terjadi dan diatasi sesudah terjadi. Namun semua tergantung penulis itu sendiri dalam mengatasinya.

Terakhir, narasumber meninggalkan quote " berbahagialah...make it easy and simple, karena bahagia itu kita yang menentukan ". Mari kita coba mempraktekkan, sebelum terkena WB ada baiknya kita menghindarinya..πŸ˜€

Salam Literasi..πŸ’ͺ.










Kamis, 29 Juli 2021

Buku Muara Tulisan dan Buku adalah Mahkota Penulis

 


Pertemuan ke-8

Tema                : Buku Muara Tulisan dan Buku adalah Mahkota Penulis

Narasumber     : H. Thamrin Dahlan, SKM, M.Si

Moderator        : Mr Bams


" Sesungguhnya muara dari menulis itu adalah buku. Karena buku bersifat abadi dan menjadi alibi tak terbantahkan atas kehadiran seorang anak manusia di muka bumi ini "

Guru hebat adalah guru yang memiliki paradigma kritis dan konstruktif yang akan mampu menjawab tuntutan zaman yang mengharuskan peningkatan mutu pendidikan.

Guru arsitek peradaban adalah guru yang mampu memberikan teladan yang baik. Guru ini tidak hanya mengajar di depan kelas, namun mendidik dengan hati melalui sikap dan tingkah laku sehari-hari.

Apa hubungan antara profesi guru dengan penulis ?

Keduanya menorehkan atsar yang mampu dikenang oleh setiap terdidik dan pembaca. Keduanya merupakan profesi peradaban. Sang guru yang penulis akan lebih mampu melebarkan sayap ilmu nya kepada siapapun yang membaca karyanya. 

Dalam paparannya, Bapak Thamrin memotivsi kita sebagai penulis pemula untuk menyempatkan diri menuliskan apa yang terjadi di sekitar kita pada saat itu juga. Tidak perlu banyak kira-kira cukup 7 paragraf dan setiap kalimat upayakan terdiri dari sekitar 9 kata. Tulisan berisi uraian dari 5W ( What, Where, Why, When, Who) dan 1 H ( How ). Usahakan menulis sampai selesai, jadi jangan menjadikan tulisan kita terbengkelai.

Beliau menambahkan bahwa menulis bisa dalam berbagai bentuk tergantung genre. Tulisan bisa berupa artikel deskriptif yaitu berbentuk laporan dan liputan suatu peristiwa. Tidak ada pemecahan masalah di dalamnya.

Tulisan bisa juga disajikan dalam bentuk artikel eksplanatif yaitu berbentuk karya ilmiah ( skripsi, tesis, disertasi dan jurnal ) dan Opini.

Selain itu tulisan bisa berbentuk fiksi seperti puisi, novel, cerbung, cerpen, pantun dan lainnya.

Yang tidak kalah penting, bahwa setelah menjadi tulisan jangan lupa untuk mengedit ( dibaca berulang-ulang ) dan segera posting di media sosial.

So, segera siapkan kertas dan pena atau cukup bawa HP aja.πŸ’ͺ

Bapak Thamrin yang juga seorang penulis 40 judul buku ini seolah-olah memberi jembatan menulis bagi kita semua untuk mampu melakukannya. Bahkan yang tidak pernah melakukan sebelumnya. Beliau menegaskan bahwa motivasi menulis terhebat adalah diri kita sendiri. Inspirasi ada di sekeliling kita dan kreasi adalah anugerah berupa semangat berbagi yang menggelegak di dada.

Alah bisa karena biasa tidaklah berarti menulis itu perlu waktu lama untuk menjadikan bagian hidup. Menulis bukan sekedar mengisi waktu luang. Justru menyediakan waktu 1 jam sehari untuk menulis merupakan kunci kesuksesan seorang pekerja peradaban.

Lalu, bagaimana agar tulisan kita mampu menyentuh hati pembacanya?. Penulis lulusan S2 Universitas Indonesia ini memberikan tips yaitu agar kita menulis apa yang kita suka, apa yang dipahami, bisa tentang hobi, pekerjaan, lingkungan, teman atau apa saja.

Untuk mendapat inspirasi yang kemudian dituangkan sebagai tulisan, kita bisa melakukan hal-hal seperti banyak membaca, mengikuti webinar, menelaah berita aktual, menelisik berita viral, silaturrahim, menyaksikan fenomena alam, berinteraksi dengan orang lain dan sebagainya.

Nah, dimana tulisan kita disimpan jika belum sempat mengedit dan mempublikasikan ke medsos?. Kita bisa meletakkan tulisan di facebook, handphone, laptop, personel computer, notebook, dan sebagainya. Sebagai tambahan, bermedsos hendaknya terlebih dulu memiliki akun di beberapa website. Sebelumnya kita harus memiliki email dan jangan lupa simpan password.

Jika sudah saatnya, tulisan bisa dipublikasikan melalui website sekolah, website kompasiana.com, website terbitanbukugratis.id, facebook, whats app, twitter dan lainnya. 

Apakah tulisan-tulisan yang telah kita buat tadi bisa dengan mudah dijadikan buku?. Jawabannya ya. Apalagi jika kita sudah "menabung" beberapa tulisan yang siap cetak. Jika kuantitas tulisan kita sudah memenuhi syarat penerbitan maka bukan hal yang sulit untuk segera dijadikan buku. 

Bapak Thamrin adalah seorang pegiat literasi yang sekaligus pemilik Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan ( YPTD ) memberikan satu solusi terkait penerbitan buku. Diantaranya adalah mengirim naskah ke email thamrindahlan@gmail.com. Stelah itu YPTD akan memproses pengusulan ISBN ke Perpustakaan Nasional. Selanjutnya proses editing, cover, dan layout. Yang terakhir adalah cetak buku. YPTD adalah yayasan non profit yang mewakafkan diri membantu teman-teman yang ingin menerbitkan buku ber-ISBN.

Terakhir adalah biodata dari bapak Thamrin Dahlan yang mungkin bisa menjadi referensi kita dalam membuat tulisan hingga menjadi sebuah buku. Karya  monumental yang akan menginspirasi bagi kehidupan kita dan orang lain.


So,,sudah saatnya kita membangun sejarah kehidupan kita dengan membuat buku yang "menghidupi" diri dan orang lain.Salam literasi....πŸ‘Œ






Sabtu, 24 Juli 2021

Mengenal Penerbit Indie


Pelatihan Belajar menulis PGRI

Pertemuan ke    : 5

Tema                 : Mengenal Penerbit Indie

Narasumber        : Mukminin, S.Pd, M.Pd

Moderator            : Bambang Purwanto


"Menulis dan menerbitkan buku itu mudah", begitu kata bapak Mukminin yang akrab disapa cak Inin ini. Kata-kata itu membuat saya sebagai "orang biasa" itu membuat semangat saya belajar menulis setingkat lebih tinggi.πŸ˜€

Beliau melanjutkan, bahwa seorang guru pasti memiliki kisah inspiratif dalam kesehariannya dalam mendidik peserta didik di sekolah. Jika kisah-kisah itu bisa dibagi melalui tulisan-tulisan akan lebih bermanfaat untuk pembaca. Apalagi jika diabadikan dalam bentuk buku. Wah..pasti tambah menarik yaπŸ‘Œ. Apakah Anda sebagai seorang guru tertarik untuk melakukan hal itu ? Kalau saya iya. Namun saya khawatir jika tulisan kurang menarik dan suatu saat semangat saya menulis kendor, kemungkinan juga gagal dech..😩

Akh..daripada berpikir yang belum terjadi, lebih baik kita simak kumpulan quotes dari cak Inin pada materi kali ini.

1. " Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akherat kelak " ( Ali bin Abi Thalib )

2. " Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis !" ( Imam Al Ghazali

Masyaallah, luar biasa sekali kata-katanya. Betapa menulis adalah bagian dari dakwah kita kepada khalayak, yang jika bermanfaat bagi ummat akan menjadi amal jariyah. Kebaikan bagi kita akan terus mengalir kepada kita walaupun kita sudah tiada nanti. Dan betapa menulis akan meningkatkan derajat kita walaupun kita bukan "siapa-siapa"😐. Yang terpenting adalah derajat kita di sisi Tuhan karena dakwah berisikan ajakan kepada kebaikan ( amr ma'ruf ) dan menjauhi laranganNya ( nahi munkar ). Semoga kata-kata yang berisi motivasi ini cukup membuat kita " terbangun " dari mengubah hidup kita dari yang biasa menjadi luar biasa.

Nah..sekarang bagaiman memulai tahapan agar kita bisa menulis sampai menerbitkan buku ? cak Inin menambahkan bahwa tahapan yang harus dilalui adalah sebagai berikut : 

1. Prawriting

Tahap ini menu tut kita untuk banyak membaca atau berliterasi untuk mendapatkan ide.

2. Drafting

Mulai menulis sesuai pasion Anda

3. Revisi

Lakukan revisi dari naskah yang sudah kita buat

4. Editing

Tahap ini lebih kepada teknis memperbaiki kesalahan pada tanda baca, kalimat dan sejenisnya. Pada tahap ini juga penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa yang baik dan benar.

5. Publikasi

Tahap terakhir adalah penerbitan buku atau publikasi. Dalam hal ini kita membutuhkan penerbit yang independen ( indie ). Beberapa penerbit Indie diantaranya adalah penerbit Oase, Gemala, YPTD, Kamlia Press Lamongan.

Nah disini saya akan menuliskan uraian cak Inin berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang masuk pada saat pelatihan.

Penanya 1. Bagaimana cara agar tulisan kita dapat diterbitkan dan apa yang harus dilakukan sebelum tulisan kita sampai ke penerbit ?

Cak Inin : Tulisan harus tidak melanggar aturan ( mengandung unsur sara ) dan sebelum diterbitkan tulisan/ naskah harus disusun rapi, sesuai urutan yaitu judul buku, kata pengantar, daftar isi. Naskah buku urut sesuai daftar isi, daftar pustaka ( jika ada ), biodata penulis, foto, sinopsis yang nantinya akan diletakkan di buku bagian belakang.

Penanya 2 : Biasanya satu halaman ada berapa paragraf ?

Cak Inin : Rata-rata satu halaman ada 6 atau 7 paragraf. Satu paragraf 6 kalimat sudah cukup. Satu halaman bisa 6 sampai 7 paragraf.

Penanya 3 : Apakah naskah kita diedit oleh penerbit sebelum penerbitan ? bagaimana prosesnya ?

Cak Inin :  Ingat 5 langkah-langkah atau tahapan menulis sampai menerbitkan buku ( di atas ). Selain itu pihak penerbit juga akan mengedit kembali naskah yang sudah masuk. Kemudian proses layout dan cover selesai akan dikembalikan lagi ke penulis untuk saling melengkapi sebelum di publikasikan sebagai buku.

Penanya 4 : Berapa lama proses percetakan buku di penerbit Indie dan jika untuk kenaikan pangkat apakah buku harus ber-ISBN ?

Cak Inin : Tergantung pada penerbit. Jika penerbit Kamila Press Lamongan cukup 3 minggu selesai. ISBN akan terbit sekitar 3 minggu. Rata-rata selesai selama 7 minggu.

Buku ber-ISBN akan bisa digunakan untuk naik pangkat dengan nilai kredit 3.

Penanya 5 : Bagaimana cara mencari partner untuk membuat buku antologi ?

Cak Inin : Membuat informasi yang berisi link pendaftaran bagi yang berminat menulis untuk dijadikan buku antologi. Informasi dishare ke grup lain juga bisa.

Penanya 6 : Apakah naskah fiksi seperti novel harus ada daftar pustaka dan tulisan harus sesuai EBBI ?

Cak Inin : Tidak usah ada daftar pustaka dan karya fiksi tidak harus sesuai dengan EBBI, namun bahasa harus baik. Jika menggunakan bahasa daerah sebaiknya tulis miring dan cantumkan terjemahnya karena pembaca bisa jadi berasal dari beberapa daerah.

Penanya 7 : Adakah template khusus untuk menerbitkan buku di Kamila Press Lamongan ? Minimal berapa halaman dan puisi minimal berapa puisi untuk 1 halaman ?

Cak Inin : Minimal 60 halaman. Untuk puisi usahakan buat minimal 50 puisi.

Ketentuan naskah : Kertas A5 ukuran 14.8 x 21 cm, spasi 1.15, font 11, margin kanan 2 cm, kiri 2 cm atas 2 cm. Gunakan huruf Calibri, Arial atau cambria. Kirim file via WA atau email gusmukminin@gmail.com.

Penanya 8 : Berapa lama kiriman naskah diproses setelah pembayaran dikirim ?

Cak Inin : Total sekitar 7 minggu proses naskah datang sampai selesai layout siap cetak . Jika sudah naik cetak baru bayar. Sebelum naskah diproses, tidak ada biaya dari penerbit.

Penanya 9 : Apakah naskah yang tertulis dalam bahasa inggris harus direvisi oleh proof reader sebelum dipublikasikan ?

Cak Inin : Iya.

Penanya 10 : Apakah kosakata yang belum sesuai ejaan yang benar akan direvisi oleh penerbit ?

Cak Inin : Iya

Demikian uraian melaui tanya jawab di forum Belajar Menulis PGRI dengan cak Inin sebagai narsumnya...

Untuk lebih jelas tentang serba-serbi proses cetak dan rincian biaya cetak buku  TERBARU ( TERJANGKAU) di KAMILA PRESS LAMONGAN,  hub. hp/wa Mukminin, 081330944498.

Terakhir, beliau memberi beberapa motivasi kepada semua peserta diantaranya " Tiada kata terlambat untuk menulis dan terbitkan buku. Tulislah segera pa yang Anda suka, Anda dengar, Anda Lihat, Anda baca dan Anda rasakan untuk berbagi kebaikan" ( Cak Inin 2020 ).

Ternyata ada hal baru tentang teknis penerbitan suatu naskah menjadi buku yang baru saya tahu😊. Semoga kita menjadi lebih bersemangat lagi untuk menjadikan naskah kita menjadi sebuah buku. Amin.





Senin, 19 Juli 2021

Menulis Buku Dari Karya Ilmiah



Pelatihan Menulis Gelombang 19

Pertemuan ke-4

Topik : Menulis Buku Dari Karya Imiah

Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Moderator : Aam Nurhasanah 

Alhamdulillah di malam hari raya Idul Adha ini suasana begitu syahdu. Dimana-mana terdengar gema takbir. Namun ada sedikit rasa mengganjal di hati karena ada tanggungan yang harus saya penuhi. Di sisi lain saya ingin merayakan hari raya ini dengan senang dan bahagia bersama keluarga dan orang-orang terdekat tentunya. Tanggungan itu adalah mengikuti pelatihan dengan tema yang menarik. Setelah diberi izin oleh suami dan anak-anak juga tidak keberatan, akhirnya saya mempersiapkan diri menyimak materi dan belajar untuk sekaligus membuat resume. Saya berharap prosesnya lancar sehingga tidak terlambat mengumpulkan resume.

Setelah dibuka oleh moderator, tepat pukul 19.15, Ibu Nora memulai materinya. Beliau memaparkan tentang beberapa karya tulis ilmiah yang ternyata telah kita buat seperti skripsi ( bagi yang telah menyelesaikan S1), tesis (S2) dan disertasi (S3). Ketika telah menjadi guru seperti sekarang ini mungkin banyak yang telah berhasil menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), laporan Best Practice dan lainnya. 

Nah, permasalahannya adalah kemanfaatan dari beberapa karya tulis tersebut. Banyak dari karya tulis yang telah rampung pengerjaannya dan telah bermanfaat untuk suatu hal, namun kurang memberikan manfaat untuk banyak hal lainnya. Ibu Nora yang juga seorang pengajar di SMPN 8 Semarang, Jawa Tengah ini juga mengingatkan betapa berat perjuangan kita dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ( KTI) sampai akhirnya menghasilkan sebuah karya. Jika KTI yang telah kita buat tidak banyak memberi manfaat bagi banyak orang tentunya sangat disayangkan karena di dalamnya pastinya memuat data-data atau informasi penting yang dapat bermanfaat bagi khalayak. 

Pada pertemuan malam ini, beliau memberikan satu solusi untuk satu masalah tersebut yaitu mengubahnya menjadi BUKU. Lalu apa manfaat karya ilmiah versi buku ?

Manfaatnya diantaranya adalah :

1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam

2. Dapat diperjualbelikan ( keuntungan materi )

3. Menambah poin angka kredit bagi Aparatur Sipil Negara ( ASN )

4. Khalayak akan mengenal kita jika banyak yang membaca atau terkesan dengan isi buku kita.

5. Ilmu yang ada dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku.

Jika kita seorang guru dan sudah atau suatu saat telah membuat PTK, mungkin ini patut dicoba ya..Lalu bagaimana mengubah PTK menjadi buku ?.. mari kita simak lagi uraian yang disampaikan oleh ibu Nora yang berikut ini!.

1. Ubah judul PTK menjadi judul populer

Judul KTI versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja, hilangkan materi, subyek dan tempat penelitian

2. Ubah bab Pendahuluan pada PTK menjadi BAB 1 pada buku dengan menghapus rumusan masalah, definisi operasional dan manfaat penelitian. 

Isilah bab 1 pada buku ini dengan memasukkan permasalahan yang kita teliti secara umum, alasan menggunakan metode yang kita pilih atau materi yang kita teliti.

3. Bab II dan bab III buku berdasarkan Bab II PTK.

Bab II pada buku diambil dari kajian teori yang pertama pada bab II PTK. Sedangkan Bab III pada buku diambil dari kajian teori kedua pada bab II PTK. Begitu seterusnya. Jika masih ada kajian teori yang akan dikupas, tuliskan sebagai bab IV di buku.

4. Bab V diangkat dari bab hasil penelitian dan pembahasan.

Diawali dengan pengantar misalkan, Uraian pada bab ini diangkat dari hasil PTK yang dilakukan di...pada.... Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah ...yang dikumpulkan dengan instrumen... Data dianalisis dengan ...

5. Susunan dan gaya tulisan di buku adalah bebas, terserah ide dan kreatifitas penulis.

6. Berikan ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian agar pembaca yakin bahwa kita telah melakukan penelitian tersebut.

7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog, namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, j
urnal ilmiah, e book atau karya ilmiah lainnya. Tidak boleh menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lainnya.

8. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit.

Wah ternyata ada aturan-aturan yang harus dipenuhi untuk mengubah KTI menjadi versi buku. Namun tentunya tidak seberat kita membuat KTI itu ya..karena jika kita lihat aturan-aturan lebih kepada petunjuk teknis yang penting untuk diperhatikan. 

Terakhir, pengajar yang telah memiliki banyak karya inspiratif ini menutup uraiannya dengan memotivasi peserta agar karya ilmiah kita memiliki manfaat lebih maka dapat diubah menjadi buku. Apalagi jika memiliki ISBN maka akan bisa untuk menambah kredit kita..

Tak terasa waktu begitu cepat dan acara dilanjutkan tanya jawab peserta dan narasumber. Beberapa pertanyaan dijawab dengan baik oleh narasumber. Saya sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan online ini dengan lancar di malam ini.

Semoga kita semua diberi kesempatan dan kemampuan untuk menambah nilai manfaat suatu karya kita menjadi sebuah buku yang tak lekang oleh waktu. Amin.













Minggu, 18 Juli 2021

Trik Cepat Menulis Resume Di Blog

 



Kelas Belajar Menulis Gelombang 19

Pertemuan ke-2

Hari                Rabu, 14 Juli 2021

Narasumber    : Ibu Maesaroh, M.Pd

Tema               : Trik cepat Menulis Resume di Blog

Menulis resume bagi saya adalah sesuatu yang baru. Saya sangat tertarik dengan informasi baru yang dipaparkan oleh Ibu Maesaroh, M.Pd. Beliau adalah seorang guru di SMPN 1 Lebak, Gedong yang juga merupakan peserta dari kegiatan pelatihan menulis angkatan ke-18 lalu. Dengan segudang prestasi dalam hal menulis, beliau memaparkan tentang bagaimana agar bisa menulis resume di blog dengan cepat.

Pelatihan menulis pada pertemuan ke-2 bertemakan "Trik Cepat Menulis Resume di Blog". Bagi saya ini sangat inspiratif karena masalah utama sebagai peserta adalah tidak bisa melakukan hal ini. Bagaimana tidak? Menemukan kalimat pembuka untuk suatu resume seringkali kesulitan, padahal jari-jari tangan sudah siap di keyboard laptop dan materi sudah di baca. Apakah Anda memiliki masalah yang sama?

Alhamdulillah, pada hari Rabu lalu, tepatnya tanggal 14 Juli 2021 telah dibahas mengenai cara atau triknya agar kita terbebas dari masalah yang satu ini. Menurut Ibu Maesaroh, kita harus cepat menulis resume di blog agar mendapat pengunjung paling banyak. Kenapa ini perlu?. Sebagai penulis pemula tentunya kita ingin orang lain mengenal kita. Salah satu caranya adalah menulis dan mempost lebih cepat. Efeknya, jika tulisan kita bagus maka akan banyak komentar yang positif yang secara tidak langsung akan membuat kita semakin termotivasi untuk menulis. Trik berikutnya adalah sebaiknya menggunakan dua alat gawai yaitu HP ( Handphone ) dan Laptop. HP untuk menyimak materi dan Laptop untuk membuat resume. Nah itulah cara agar kita bisa menulis resume dengan cepat, bahkan ibu yang sukses membuat beberapa buku dan 6 tesis dalam waktu 6 bulan ini juga melakukan dengan sangat cepat yaitu begitu pemateri selesai menjelaskan materi, penulisan resume juga selesai. Yuk ikuti langkahnya!..

Lalu bagaiamana agar pembaca menyukai tulisan-tulisan kita? Beliau menambahkan bahwa tulisan kita perlu memiliki karakter dan kekhasan sehingga pembaca terkesan di tulisan pertama kita. Ini sangat penting bagi penulis pemula karena terkadang orang mau membaca bergantung kepada siapa penulisnya. Berbeda dengan penulis terkenal seperti Asma Nadia, tanpa menyuruh untuk membaca tulisan-tulisannya, orang akan mencari sendiri karyanya ini. Kekhasan dalam menulis resume ini misalnya selalu menyisipkan kutipan pada resume. Ini bisa sebagai "bumbu" agar tulisan lebih menarik.

Pembaca yang baik, apakah Anda tertantang untuk melakukan ini ?. Masih ada 16 kali pembuatan resume, artinya kita masih bisa mempraktekkan trik ini. Secara teknis dan praktis, beliau memberikan poin-point sebagai berikut:

1. Duduk 10 menit dan sudah siap dengan 2 gawai

2. Sambil menunggu acara dimulai, rangkailah paragraf pembuka dan penutupnya dengan menyisipkan kata-kata motivasi

3. Tulis resume dengan paragraf yang pendek-pendek

4. Menulis pernyataan narasumber dengan gaya bahasa pararelisme atau dengan kalimat langsung yang ditandai dengan tanda kutip.

5. Hindari plagiarime / menduplikasi tulisan orang lain

Selain itu beliau juga memotivasi kita untuk selalu menumbuhkan rasa percaya diri karena bagi pembaca yang tidak pernah belajar menulis, tulisan kita yang kita anggap jelek akan terlihat bagus.

Selain sikap percaya diri, kita harus siap dengan segala kritikan. Jika kita sungguh-sungguh dalam berproses maka kritikan akan sangat bermanfaat untuk introspeksi dan segera memperbaiki diri. Dengan begitu kita akan mudah berkembang dan maju. 

Agar tulisan kita menarik di mata pembaca, kita juga perlu tampil dalam situasi yang berbeda dengan cara membangun tulisan di berbagai blog. Menulis di berbagai blog juga membuat penulis mudah berdaptasi dan tak segan memberi perubahan. Jadi, usahakan menulis di beberapa blog setiap harinya dengan genre yang berbeda. 

Sebagai penutup, Ibu Maesaroh menuliskan quote-quote cantik diantaranya " Tak peduli berkawin dengan seribu kesibukan, ketika konsisten adalah sebuah target, maka semua akan berjalan bak air menuju muara. Semua akan menjadi biasa-biasa saja".

Terimakasih Ibu Maesaroh, M.Pd atas ilmu yang sangat penting ini. Semoga kita semua termotivasi untuk melakukan hal yang baik dan bermanfaat bagi yang lain dengan menulis.Salam.





Jadikan Menulis Sebagai Passion

 


Pertemuan ke-1

Resume ke-1

Gelombang ke-19

Tema : Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Tanggal : 12 Juli 2021

Narasumber : Dra. Sri Sugiastuti,M.Pd


         

Menulis adalah kemampuan  mendasar yang harus dimiliki oleh manusia . Sejak kita memasuki bangku Sekolah Dasar ( SD ), hal yang pertama diajarkan adalah belajar menulis, membaca dan berhitung. Dengan menulis akan banyak memberikan manfaat bagi penulis dan yang membacanya. Apalagi jika tulisan itu memberikan informasi yang sedang diperlukan oleh pembaca. Selain itu tulisan juga merupakan karya yang secara tidak langsung menjadi motivator bagi anak-anak didik kita untuk menyampaikan hal-hal penting dengan santun melalui tulisan. Dan masih banyak lagi kebaikan dari sebuah tulisan.

Sayangnya tidak semua orang menyukai bidang ini. Saya yakin banyak orang ingin bisa menulis, tetapi mungkin ada beberapa hal yang menjadi hambatan. Saya termasuk orang yang ingin bisa menulis sejak masih kuliah. Namun gagal memulai berlatih karena kurangnya motivasi dari diri saya sendiri. Maka dari itu saya sangat tertarik dengan tema pelatihan menulis pada pertemuan perdana yaitu “Menjadikan Menulis Sebagai Passion”. Tema ini telah diluncurkan beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Senin, 12 Juli 2021 pada pelatihan online via WAG.

Seperti dikatakan oleh narasumber, Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd, bahwa menjadi penulis adalah suatu pekerjaan yang mulia, sangat dihormati, dan dihargai oleh khalayak. Kemampuan menulis juga sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir seseorang. Banyak yang gagal bermimpi menjadi penulis hebat. Hanya mereka yang berkomitmen dan bersungguh –sungguh serta merasa memiliki potensi untuk menjadi penulis yang akan mampu mewujudkan mimpinya.

Ketika berproses, pasti akan ada hambatan baik dari dalam maupun dari luar. Perasaan tidak berbakat menulis adalah salah satunya. Padahal jika kita mau berlatih maka akan menjadi biasa. Selain itu seseorang merasa “miskin” ide juga menjadi salah satu alasan untuk tidak mulai menulis.

Hambatan lain adalah bahwa kita tidak memiliki waktu dan kurang percaya diri dengan kemampuan kita. Yang parah lagi adalah jika seseorang sudah anti kritik. Wah jika sudah seperti ini kita sulit untuk berkembang. Nah bagaimana meminimalisir kendala-kendala ini? Menurut Ibu Dra. Sri Sugiastuti yang juga seorang motivator ini, tentunya kita membutuhkan motivasi diantaranya adalah menjadikan menulis sebagai passion. Langkah-langkahnya adalah :

1.       Mulailah rajin membaca buku dan mencari ide.

2.       Setelah menemukan ide, kembangkan ide berdasarkan kata “why” ( mengapa ) biasanya bersifat filosofi, “how” ( bagaimana ) biasanya untuk hal-hal yang teknis.

Bagaimana?.. Tampak sederhana bukan? Tetapi jika kita tidak bersungguh-sungguh maka menjadi penulis adalah hal yang mustahil.

Selanjutnya, seperti dikatakan Ibu Kanjeng ( sapaan yang pas untuk sosok Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd ), bahwa menulis memiliki orientasi (tujuan-tujuan) diantaranya adalah :

1.       Orientasi Material ( misalnya mendapatkan royalti )

2.       Orientasi Eksistensial ( mendapatkan popularitas )

3.       Orientasi Personal ( mencurahkan isi hati, bersifat pribadi )

4.       Orientasi Sosial ( mengubah cara berpikir masyarakat )

5.       Orientasi Spiritual ( amar ma’ruf nahi munkar )

Apa yang bisa kita lakukan sebagai penulis pemula?. Ibu Kanjeng yang juga seorang guru pegiat literasi nusantara menambahkan bahwa kita harus melakukan hal-hal berikut :

1.       Sering membaca buku baik umum maupun spesifik

2.       Sering berdiskusi tentang buku yang kita baca ( bila diperlukan, kita memiliki mentor yang tepat yang akan mengarahkan dengan baik sesuai kemampuan kita )

3.       Sering mengamati kejadian ( bisa melalui menonton TV, “googling” dan sebagainya ) agar timbul kepekaan yang akhirnya bisa diungkapkan dalam sebuah tulisan.

4.       Sering bersosialisasi dengan siapapun ( tidak memandang status ).

Menurut Ibu Kanjeng yang telah menulis 21 buku itu bahwa kita memerlukan persiapan-pesiapan sebelum menulis yaitu :

1.       Menggali dan menemukan gagasan

2.       Menentukan tujuan

3.       Menentukan topik

4.       Membuat outline

5.       Mengumpulkan bahan seperti buku dan lainnya sebagai referensi

Persiapan ini akan membuat kita lebih terarah dalam membuat alur tulisan.

Itulah tadi beberapa hal yang kiranya harus kita ketahui sebagai calon penulis. Semoga kita semua menjadi orang yang bermanfaat bagi yang lainnya melalui tulisan yang kita buat.Terimakasih Ibu Dra. Sri Sugiastuti atas ilmu nya. Semoga menjadi amal jariyah. Amin.

 

 

 

 

 

Minggu, 11 Juli 2021

Tentangmu, Ayahku..

 

Tentangmu, Ayahku..

 

Berkisah tentangmu..

Tentu takkan ada habisnya

Walau kau telah tiada

Kami akan selalu mengenangmu dengan do’a

 

Kami yang telah mandiri dan terus belajar bersahaja

Adalah saksi ketulusan  batinmu mengajarkan hidup sekaligus makna

Lahirmu adalah anugerah termulia bagi kami untuk menyelami hidup ini

Mengenal Tuhan, memahami sesama dan menemukan jati diri

 

Ayah...

Tak bisa kurasakan lagi lembut tatapmu

Tak mampu lagi aku membendung air cinta yang senantiasa tumpah

Dalam do’a dan nada rindu

 

 

 

Pangkalpinang, 11 Febuari 2021

 

 

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

  " Semua pen g etahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yag menyenangkan adalah membuat koneksinya". ( Arthur Aufderheide ...