Selasa, 03 September 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

 

" Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yag menyenangkan adalah membuat koneksinya". ( Arthur Aufderheide )

 

Pembaca yang budiman,

Saya Aini Esh Shofa, guru di SMK Negeri 2 Pangkalpinang, CGP Angkatan XI ingin menyimpulkan tentang salah satu pembelajaran yang dipandang dapat mengakomodasi kebutuhan murid melalui diferensiasi konten, proses dan produk. Pembelajaran berdiferensiasi menjadi role model bagi beberapa model pembelajaran yang secara optimal memberi perhatian kepada potensi murid untuk dihidupkan, dikembangkan sesuai target pencapaian yang seharusnya.

Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi ini bisa diwujudkan di kelas-kelas? Pertanyaan yang seharusnya dijawab dengan suatu tindakan nyata. Sebelum memulai melakukan pembelajaran berdiferensiasi sebaiknya seorang guru mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

1.     Memastikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai murid

2.     Memahami karakteristik murid

3.     Menerapkan fleksibilitas kepada murid dalam mengungkapkan pemahamannya terhadap suatu materi

4.     Melakukan penilaian diagnostik

5.     Mengklasifikasikan murid-murid berdasarkan kemampuan awal ataupun gaya belajarnya

6.     Melakukan penilaian formatif yang berkelanjutan,

7.     Menciptakan suasana pembelajaran yang inklusif ( menyenangkan )

8.     Berkolaborasi dengan para guru terkait ide, pengalaman dalam pembelajaran berdiferensiasi

Dalam kelas diferensiasi guru akan melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.


Materi dalam Modul 2.1 dengan modul lain sebelumnya sangat terkait. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berpusat pada murid karena berusaha untuk mengakomodasi kebutuhan belajar murid. Hal ini sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang memposisikan murid sebagai pribadi yang unik yang memiliki potensi positif yang berbeda-beda dan akan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.

Untuk mencapai potensi yang optimal diperlukan peran dan penerapan nilai-nilai positif seorang guru yang menuntun murid memaksimalkan potensinya sehingga memberikan kebahagiaan yang setinggi-tingginya dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Pembelajaran berdiferensiasi juga bersifat alamiah dan dinamis artinya dalam prosesnya senantiasa menerapkan penyesuaian-penyesuaian dengan kebutuhan belajar murid yang dinamis pula.

Lalu bagaimana pembelajaran ini mampu membentuk budaya positif murid di kelas?. Penilaian yang berkelanjutan baik pengetahuan , sikap dan keterampilan oleh guru di saat sebelum, selama dan sesudah pembelajaran akan semakin memperbaiki serta meningkatkan kualitas murid baik dari sisi pengetahuan, sikap positif dan keterampilan. Penilaian yang berkelanjutan ini secara otomatis akan membentuk budaya positif di kelas yang akan turut mendukung terwujudnya visi sebuah sekolah. Oleh karena itu kita sebagai seorang pendidik di sekolah sudah saatnya menjadikan pembelajaran berdiferensiasi ini sebagai solusi dari kesulitan belajar murid, rendahnya minat belajar murid, suasana belajar yang membosankan, hingga potensi baik murid yang terabaikan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca. Salam.


Koneksi Antar Materi Modul 2.1

  " Semua pen g etahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yag menyenangkan adalah membuat koneksinya". ( Arthur Aufderheide ...