Minggu, 31 Oktober 2021

Benarkah Menulis itu Mudah?









Pertemuan ke        : 10

Tema                     : Menulis Itu Mudah

Narasumber          : Dr. Ngainun Nangim

Moderator             : Aam Nurhasanah    

        Alhamdulillah hari ini Minggu, 31 Oktober 2021 saya berhasil memulai membuat resume kembali dari pelatihan menulis PGRI. Resume ini adalah resume ke-12, lanjutan dari resume-resume sebelumnya pada gelombang 19. Lanjut nebeng di gelombang 21 ini. Tema kali ini adalah bahwa Menulis Itu Mudah. Benarkah?
Nah, untuk lebih mantapnya silahkan pembaca bisa membaca resume ini yang merupakan resume dari apa-apa yang sudah disampaikan oleh Dr. Ngainun Nangim yang dimoderatori oleh ibu Aam Nurhasanah, S.Pd.

        Menulis itu mudah. Begitu tema kita kali ini. Jika kita membaca sekilas judul tema ini, mungkin kebanyakan orang akan menginginkan membuat tulisan. Apapun tulisan itu. Misalkan saja seseorang yang tengah dilanda rindu dengan seorang kekasih. Mungkin rasanya ingin sekali membuktikan baahwa menuliskan perasaan sedihnya terasa sangat mudah. Atau orang yang tengah bahagia dengan proses kelahiran anaknya yang begitu berat hingga berhasil melaluinya dengan lancar dan sangat bahagia dengan kehadiran bayi yang sehat dan cantik. Mungkin ingin sekali menuliskannya sebagai kenangan yang bisa dibaca dan dirasakan oleh keluarga besarnya dan teman-teman.
        Lalu bagaimana jika tidak ada peristiwa-peristiwa yang membuat kita ingin menulis, namun kita tetap bisa lancar menggoreskan pena dengan ide-ide yang kreatif?. Simak ulasan dari seorang doktor yang penulis berikut ini :

1.Tanamkan dalam pikiran Anda bahwa menulis itu mudah.

2. Ciptakan pikiran bahwa menulis itu keterampilan anak SD, artinya tidak perlu menempuh pendidikan tinggi baru menulis.

Selalu yakin bahwa Anda pasti bisa menulis dengan terus memupuk minat dan terus berlatih.

Secara sederhana orang yang menekuni dunia menulis bisa dibedakan menjadi beberapa tipe. 

Tipe pertama adalah mereka yang terus bertahan, berproses, dan menekuni dunia menulis sejak mulai berkiprah sampai sekarang. Bagi penulis tipe ini, menulis sudah menjadi bagian tidak terpisah dari kehidupan. Hari-harinya diisi dengan terus menulis dan menghasilkan karya. Cara kerjanya konsisten.

Tipe kedua adalah penulis musiman. Maksudnya, ia produktif menulis tidak setiap saat tetapi bergantung kepada momentum. Bagi dosen, mereka baru produktif menjelang deadline laporan kinerja, deadline laporan penelitian, dan deadline lainnya. Saat semacam ini mereka sangat produktif. Setelah tugas selesai, menulis juga berhenti.

Tipe ketiga adalah penulis yang pernah produktif. Pada suatu masa, tipe ini sangat produktif dalam menghasilkan karya. Tulisan demi tulisannya terus saja bermunculan. Banyak orang yang mengagumi produktivitasnya.Namun zaman berubah. Kehidupan penulis tipe ini juga berubah. Produktivitas yang pernah disandang perlahan mulai surut sampai kemudian hilang sama sekali. Tidak ada lagi karya yang dihasilkan.

Tipe keempaat adalah penulis yang pernah muncul dengan karyanya. Mungkin ia pernah menulis satu atau dua artikel. Bisa juga satu atau dua buku. Setelah itu tidak lagi ada karya yang terbit. Namun demikian sejarah mencatat bahwa penulis tipe ini pernah menorehkan karyanya.Tipe kelima adalah penulis cita-cita. Ya, cita-citanya menjadi penulis. Namanya juga cita-cita, belum ada karyanya. Ia masih terus membangun cita-citanya, entah kapan akan terwujud.

Dalam perspektif berbeda, penulis buku produktif Nurul Chomaria membagi penulis menjadi beberapa kuadran. Menurut penulis lebih dari 70 judul buku tersebut, ada empat kuadran penulis. Kuadran pertama adalah penulis yang mau dan mampu. Di kuadran kedua, penulis yang tidak mampu tapi mau. Kuadran ketiga adalah penulis yang mampu tapi tidak mau. Adapun di kuadran keempat, adalah tidak mampu dan tidak mau. Jika kita sudah memahami di posisi mana kita, maka kita dapat menentukan langkah.

Baiklah, sekarang mari kita instropeksi diri. Anda termasuk tipe mana? Masuk kuadran yang mana? Anda lebih tahu. Namun yang lebih penting bukan tahu posisi tetapi apa yang akan Anda lakukan setelah mengetahui posisi diri Anda.

3. Banyak membaca. Membaca adalah syarat wajib untuk bisa menulis dengan baik. Seringkali dengan membaca kita menenmukan ide dan kemudian mengembangkannya.

4. Meluangkan waktu, bukan menunggu waktu luang. Konsisten meluangkan waktu beberapa menit untuk menulis.

5. Rajin mengamati, jangan lupa mencatat untuk nantinya diolah menjadi tulisan.

6. Belajar menulis kepada para penulis. Pengalaman mereka sangat penting untuk memperkaya perspektif.

Itu tadi 6 kunci utama agar kita bisa konsisten dalam menulis hingga akhirnya mampu menghasilkan tulisan dari yang sederhana hingga berkualitas.

Beliau menambahkan dalam sesi tanya jawab bahwa musuh terbesar menulis adalah diri sendiri. Jika ingin sukses menulis maka kendalikan diri Anda sendiri. Bangun rasa percaya diri. Dalam kaidah bahasa arab disebutkan bahwa Percaya Diri itu dasar sukses. Jadi, abaikan segala keraguan. Mulailah, teruslah berproses. Jika sudah terbiasa menulis akan mudah dan semakin mudah. Selamat mencoba..

Salam Literasi.







Jumat, 22 Oktober 2021

IDE MENULIS BAGI GURU ( TERINSPIRASI DAN MENGINSPIRASI )

 Hari/ Tanggal    : Jum'at/ 22 Oktober 2021

Nara Sumber        : Wijaya Kusumah, M.Pd

Moderator            : Rosminiyati, S.Pd

Tema Materi        : Ide Menulis Bagi Guru


Pembaca yang baik hati,

Alhamdulillahi robbil 'alamiin. 

Satu kalimat syukur yang saya ucapkan setelah beberapa lama off dari membuat resume pada pelatihan menulis bersama om Jay, sebuah panggilan akrab dari Wijaya Kusumah, seorang penulis hebat, sang blogger, motivator, dan sederet sebutan keren lainnya.

Saya hampir tidak pernah bisa mengikuti pelatihan ini secara on time karena posisi saya sekeluarga tepat berada di area "dakwah", yang mana harus menemani mengaji atau belajar membaca dan menghafal al Qur'an bagi anak-anak, remaja dan dewasa hingga pukul 20.30an. Setelah itu mengurus keluarga sampai waktu istirahat malam. Sedangkan pagi hingga sore hari saya menjalani kegiatan rutin sebagai seorang guru di SMKN 2 Pangkalpinang. 

Saya merasa bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini dengan segala aktivitas dan kewajiban lain yang mengiringinya. Seringkali terbersit bahwa hal-hal tersebut menjadi kendala bagi saya. Memang mungkin ini sebuah kendala. Namun saya ingin mengubahnya menjadi inspirasi yang membersamai saya dalam aktivitas menulis saya.

Alhamdulillah Allah swt masih memberiku kesempatan dan kesehatan sehingga pada pagi hari ini saya mampu membuka laptop untuk memulai tantanganku membuat resume. Saya merasa hampir setiap tema pada pelatihan menulis ini selalu menarik dan ingin rasanya mengikuti secara on time agar tidak tertinggal dan saya bisa menanyakan hal-hal yang kurang mengerti atau bahkan hal-hal yang baru bagi saya. Walupun belum mampu saya lakukan, saya akan selalu berusaha tidak melewatkan pelatihan sarat ilmu ini sesuai kemampuan saya.

Pelatihan malam ini mengusung tema " Ide menulis Bagi Guru". Moderator oleh Ibu Rosminiyati, S.Pd. Beliau adalah motivator pertama saya di SMKN 2 Pangkalpinang hingga masuk pada grup whatsapp Pelatihan Menulis bersama om Jay. Orangnya sangat disiplin dan seorang guru yang sudah menginspirasi beberapa rekan guru lainnya untuk turut menulis dalam pelatihan ini. Saya berharap SMKN 2 beberapa langkah lebih maju dengan banyaknya guru yang "menulis" untuk hidup yang lebih bermanfaat.

Nara Sumber kali ini adalah Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd, seorang founder pelatihan menulis gratis PGRI. Silahkan bagi para pembaca untuk tidak melewatkan profil beliaudi https://wijayalabs.com/about.

                                                             ( Wijaya Kusumah, M.Pd )

Di atas langit ada langit
Kita tak boleh sombong apalagi membanggakan diri
Kita harus belajar ilmu padi
Kian berisi kian merunduk

Begitu kata-kata om Jay mengawali kebersamaan kami malam ini. 
Menurut om Jay. ide menulis bagi seorang guru itu banyak sekali. Bisa berasal dari dalam dirinya maupun orang lain. Bisa juga dari kegiatan kita sehari-hari. Misalnya saat beliau mengurus perpanjangan SIM di Polres Bekasi dan menuliskan pengalamannya di berbagai blog seperti blog pribadinya https://wijayalabs.com, blog gratisan di blogger.com dan https://gurupenggerakindonesia.com, atau yang lain.

   
Gambar di atas adalah salah satu contoh blog tempat om Jay menuliskan pengalamannya.
Bagaimana cara memulai menulis?
1. Mulailah dengan 3 alinea.
    Alinea pembuka, isi dan penutup.
  
2. Kembangkan dengan 5 W ( What ( Apa ), Who ( Siapa ), Where ( Dimana), When ( Kapan) , dan Why ( Kapan ) dan 1 H ( How / Bagaimana ).
 
    Menulislah terlebih dahulu alinea pertama, maka ide enulis akan datang juga pada alinea kedua. Jika bingung dalam melanjutkan alinea selanjutnya, kita bisa mencari infonya di youtube.com. Masukkan video yang diperoleh ke blog ( copas ). Setelah itu lanjutkan sesuai kebutuhan kita dan pembaca. 
Menceritakan pengalaman di blog untuk kemanfaatan bersama itulah yang dilakukan seseorang untuk bisa selalu terinspirasi dan menginspirasi. Terinspirasi oleh apapun yang ada atau terjadi pada kita atau sekitar kita kemudian menginspirasi orang lain untuk melakukannya atau menyampaikan informasi yang benar kepada orang lain. Hasil akhirnya adalah kita menjadi lebih memahami suatu hal yang kemudian kita tulis tersebut dan seseorang bisa juga memahami suatu hal itu dengan membaca tulisan-tulisan kita. 
Om Jay mencontohkan saat membuat perpanjangan SIM di Bekasi. Bagi Om Jay sendiri akan lebih memahami prosedurnya karena mengalaminya sendiri, sedangkan pembaca juga mendapatkan informasi dari tulisan-tulisan di blog tentang prosedur perpanjangan SIM di Bekasi.

Pembaca yang baik,
Jika kita renungkan ternyata banyak sekali yang seharusnya menginspirasi kita dalam menulis. Setiap kita pastinya tidak lepas dari aktivitas keseharian yang seringkali menemui hal-hal baru yang juga dibutuhkan informasinya untuk orang lain. 
Pertanyaannya, bagiamana membangkitkan diri untuk selalu semangat dalam menulis?
Jawabnya berani melawan diri sendiri dan menertawakan diri sendiri. Rumusnya 2P ( Pendidikan dan Pengalaman), 256 yaitu Relasi dan 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santui.

Pembaca juga bisa mengklik https://www.kompasiana.com/wijayalabs/55006e9c8133116819fa77f1/membangkitkan-semangat-menulis.
Sebagai penutup dan penyemangat kita semua dalam menulis, seperti yang dikatakan om Jay " Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi !".

 Semoga bermanfaat.

 








Mengelola Taman Bacaan

  Bersama moderator Miss.Phia, seorang pegiat literasi bernama Bambang Purwanto, S.Kom, Gr membagikan pengalamannya bagaimana mengelola sebu...