Salam dan Bahagia..
Pembaca yang budiman, menjelang berakhirnya
pembelajaran di Modul 1.3 saya akan mengulas
sedikit tentang kaitan antara Modul 1.1, Modul 1.2 dan Modul 1.3. Pada kesempatan kali ini
fokus perhatiannya adalah kaitan antara peran guru dan paradigma perubahan inkuiri apresiatif . Peran guru yang
dimaksudkan adalah dalam mewujudkan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
dan mewujudkan murid-murid yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Ada empat hal yang mendasari ulasan dalam koneksi antar
materi ini yaitu 1). Peran guru atau pendidik, 2). Paradigma inkuiri apresiatif , 3). Filosofi
pendidikan KHD dan 4). Profil Pelajar Pancasila.
Kita ketahui bersama bahwa peran-peran guru sangat
dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan murid sebagai pembelajar. Peran-peran
tersebut diantaranya adalah menjadi pemimpin pembelajaran, mewujudkan
kepemimpinan murid, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru
lain, dan menggerakkan komunitas praktisi. Adapun seorang guru dalam
menjalankan peran-peran ini harus mengedapkan nilai-nilai positif seperti
berpihak pada murid, kolaboratif, mandiri, inovatif dan reflektif. Nah, tugas kita
sebagai guru adalah mengoptimalkan nilai dan peran ini agar mampu melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik pada proses pembelajaran di sekolah.
Dasar ulasan berikutnya adalah paradigma inkuiri apresiatif. Menurut Cooperrider & Whitney (2005),
inkuiri apresiatif adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus
pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu
organisasi dan dunia di sekitarnya. Baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Paradigma perubahan ini bertujuan
mengidentifikasi nilai-nilai positif yang dimiliki individu para guru dan menggunakannya
sebagai dasar perubahan. Perubahan ini tidak dapat kita lakukan secara sendirian.
Perlu dukungan dan kerja sama dengan pihak lain.
Dalam praktiknya, hal yang memungkinkan
kita lakukan sebagai guru untuk suatu perubahan ini diantaranya adalah:
1)
Bersama Tim ( Kepala Sekolah,Tenaga Admisnistrasi
Kependidikan di sekolah, beberapa rekan guru ) mengidentifikasi perubahan yang
diinginkan dalam konteks pendidikan, sebagai contoh : perubahan metode
pengajaran, perbaikan kurikulum dan lainnya.
2)
Memasuki tahap inkuiri apresiatif, kita bersama tim
meminta para guru berbagi pengalaman positif dalam proses pembelajaran di sekolah
termasuk momen saat mereka sukses bersama murid, misalkan saat memenangkan lomba
dan lainnya
3)
Meminta para guru bermimpi tentang gambaran murid
atau sekolah masa depan yang diinginkan dalam konteks perubahan yang diidentifikasi.
4)
Merancang visi sederhana berdasarkan gambaran
tersebut. Rancangan visi ini harus mengedepankan kebutuhan murid, berdampak
pada murid dan mudah ditiru oleh orang/ lembaga lain.
5)
Merancang tindakan konkrit yang dibutuhkan untuk
mencapai visi tersebut melalui model BAGJA.
6)
Melaksanakan rencana perubahan dan melakukan
evaluasi terus menerus. Di sini praktis diperlukan kerjasama dengan guru
beserta Tim untuk mengetahui sejauh mana fokus tujuan pelaksanaannya dan
mengukur dampaknya terhadap pembelajaran murid
Dasar ulasan berikutnya adalah filosofi pendidikan
Ki Hadjar Dewantara yang memposisikan guru dan murid sebagai elemen penting
dalam pendidikan. Guru sebagai teladan murid dalam proses tumbuh kembangnya (
ing ngarsa sung tuladha ), membangun kehendak ketika berada di tengah-tengah
murid ( ing Madya mangun karsa ) dan memberi semangat dan dorongan ketika di
belakang murid ( Tut wuri handayani ).
Dasar ulasan berikutnya adalah Profil Pelajar
Pancasila. Tujuan akhir dari semua kegiatan di sekolah adalah terwujudnya warga
sekolah yang memiliki profil pelajar pancasila. Profil ini merupakan kumpulan
karakter ( Beriman kepad Tuhan YME, Mandiri, Gotong royong, Kreatif, bernalar
kritis dan berkebhinekaan global ) yang memiliki manfaat sangat penting dalam
dunia pendidikan. Semua karakter ini diharapkan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari termasuk budaya sekolah, pembelajaran dan lainnya sehingga murid
menjadi generasi penerus bangsa yang tumbuh dan berkembang selaras dengan
karakter-karakter dalam profil pelajar pancasila.
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa kaitan
antara peran guru dalam mewujudkan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
dan mewujudkan murid-murid yang memiliki Profil Pelajar Pancasila dengan paradigma
perubahan inkuiri apresiatif adalah bahwa
1)
Pengoptimalan peran dan nilai guru akan memberikan perubahan menuju arah
yang lebih baik dalam konteks pendidikan di sekolah.
2)
Agar perubahan terarah dan teridentifikasi diperlukan suatu paradigma
perubahan yang disebut inkuiri apresiatif
yang mengandalkan kekuatan positif dari berbagai pihak.
3)
Kumpulan kekuatan positif yang dirangkum dalam ATAP ( Awal, Tantangan, Aksi
dan Pembelajaran ) akan membentuk visi sederhana yang dikembangkan melalui
prakarsa perubahan dan BAGJA ( Buat pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi,
Jabarkan rencana dan Atur Eksekusi )
4)
Pelaksanaan visi memiliki fokus tujuan yang sesuai dengan filosofi Ki
Hadjar Dewantara yaitu berpihak kepada murid, berdampak kepada murid dalam
pembentukan karakter profil pelajar pancasila dan mudah ditiru agar visi
membumi dan bermanfaat untuk dunia pendidikan yang lebih baik.
Secara sederhana saya gambarkan sebagai rangkaian sebagai
berikut :
Demikian ulasan saya tentang Koneksi Antar Materi pada
Modul 1.3, semoga bermanfaat.
Salam Guru Penggerak !
Tergerak, Bergerak, Menggerakkan....!